Kamis, 22 Mei 2014

BUNYI PENGIRING



NAMA : Sri Permata Indah
TUGAS : FONOLOGI BAHASA INDONESIA FKIP UIR
NPM    : 136210525



BUNYI PENGIRING


Bunyi pengiring adalah bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama dihasilkan.Hal ini disebabkan oleh ikut sertanya alat-alat ucap lain ketika alat ucap pembentuk bunyi utama difungsikan.Oleh karena itu,ada yang mengistilahkan koartikulasi atau artikulasi sertaan,yaitu pengucapan dua bunyi yang berurutan secara tumpang-tindih yang kualitasnya berbeda dari deretan bunyi yang diucapkan secara normal atau sempurna.

Bunyi-bunyi sertaan atau pengiring ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1.Bunyi Ejektif, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapkan, sehingga ketika glotis dibuka terdengar bunyi glotal [?V].3)

2.Bunyi klik, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara lidah belakang menepelrapat pada velum sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapka, sehingga penempelan pada velum dilepas terdengar bunyi [Kk].

3.Bunyi Aspirasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang ke luar lewat rongga mulut terlalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [h]. cntohnya, bunyi [p] pada awal kata bahasa inggris <peace> terdengar sebagai bunyi [ph], sehingga ucapannya menjadi [pheis].

4.Bunyi Retrofleksi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah ditarik ke belakang segera 
atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi sertaan [r]. cotohnya, bunyi [k] pada kata < kertas > terdengar sebagai bunyi [kr], sehingga ucapannya menjadi [kertas]. Jadi, bunyi [k] telah diretofleksikan.

5.Bunyi Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang ke luar lewat rongga mulut telalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [h]. cotohnya, bunyi [a] pada kata , < akan > terdengar sebgai bunyi [a?], sehingga ucapanya menjadi [a?kan].

6.Bunyi Velarisasi, yaitu sertaan yang dihasilkan dengan cara mengangkat lidah ke arah langit-langit lunak (velum) segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi sertaan [x]. contohnya, bunyi [m] pada kata < mahluk > terdengar sebagai bunyi [mx], sehingga ucapanya menjadi <  mxxluk >

7.Bunyi Nasalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan kesempatan arus udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [m]. Hal ini bisa terjadi pada konsonan hambatan bersuara, yaitu [b], [d], dan [g], sehingga menjadi [mb], [nd], [kg].

8.Bunyi Labialisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara kedua bibir dibulatkan dan disempitkan segera atau ketika bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [w] pada bunyi utama. cotohnya, bunyi [t] pada kata < tujuan > terdengar sebagai  bunyi[tw] sehingga lafalnya [twujuan]. Jadi, bunyi [t] dikatakan dilabialisasikan.

9.Bunyi palatalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan caratengah lidah dinaikkan mendekati langit-langit keras (palatum) segera atau ketika bunyi sertaan [y]. cotohnya, bunyi [p] pada kata < piara > terdengar sebagai bunyi [py] sehingga ucapanya menjadi [pyara]. Jadi, bunyi [p] telah dipalatalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar