NAMA : Sri Permata Indah
TUGAS : FONOLOGI BAHASA INDONESIA FKIP UIR
NPM : 136210525
BUNYI PENGIRING
Bunyi pengiring adalah
bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama dihasilkan.Hal ini disebabkan
oleh ikut sertanya alat-alat ucap lain ketika alat ucap pembentuk bunyi utama
difungsikan.Oleh karena itu,ada yang mengistilahkan koartikulasi atau artikulasi
sertaan,yaitu pengucapan dua bunyi yang berurutan secara tumpang-tindih
yang kualitasnya berbeda dari deretan bunyi yang diucapkan secara normal atau
sempurna.
Bunyi-bunyi sertaan atau pengiring ini dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1.Bunyi
Ejektif, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup
sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapkan, sehingga ketika glotis dibuka
terdengar bunyi glotal [?V].3)
2.Bunyi klik,
yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara lidah belakang menepelrapat
pada velum sebelum dan sewaktu bunyi utama diucapka, sehingga penempelan pada
velum dilepas terdengar bunyi [Kk].
3.Bunyi
Aspirasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang
ke luar lewat rongga mulut terlalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [h].
cntohnya, bunyi [p] pada awal kata bahasa inggris <peace> terdengar
sebagai bunyi [ph], sehingga ucapannya menjadi [pheis].
4.Bunyi
Retrofleksi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah
ditarik ke belakang segera
atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar
bunyi sertaan [r]. cotohnya, bunyi [k] pada kata <
kertas > terdengar sebagai bunyi [kr], sehingga ucapannya menjadi
[kertas]. Jadi, bunyi [k] telah diretofleksikan.
5.Bunyi
Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara
yang ke luar lewat rongga mulut telalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [h].
cotohnya, bunyi [a] pada kata , < akan > terdengar sebgai bunyi [a?],
sehingga ucapanya menjadi [a?kan].
6.Bunyi
Velarisasi, yaitu sertaan yang dihasilkan dengan cara mengangkat lidah ke
arah langit-langit lunak (velum) segera atau ketika bunyi utama diucapkan
sehingga terdengar bunyi sertaan [x]. contohnya, bunyi [m] pada kata
< mahluk > terdengar sebagai bunyi [mx], sehingga ucapanya
menjadi < mxxluk >
7.Bunyi
Nasalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan
kesempatan arus udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat bunyi utama
diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [m]. Hal ini bisa
terjadi pada konsonan hambatan bersuara, yaitu [b], [d], dan [g], sehingga
menjadi [mb], [nd], [kg].
8.Bunyi
Labialisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara kedua bibir
dibulatkan dan disempitkan segera atau ketika bunyi utama diucapkan, sehingga
terdengar bunyi sertaan [w] pada bunyi utama. cotohnya, bunyi [t]
pada kata < tujuan > terdengar sebagai bunyi[tw]
sehingga lafalnya [twujuan]. Jadi, bunyi [t] dikatakan
dilabialisasikan.
9.Bunyi
palatalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan caratengah lidah
dinaikkan mendekati langit-langit keras (palatum) segera atau ketika bunyi
sertaan [y]. cotohnya, bunyi [p] pada kata < piara > terdengar
sebagai bunyi [py] sehingga ucapanya menjadi [pyara].
Jadi, bunyi [p] telah dipalatalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar