LINGUISTIK TERAPAN DAN TEORITIS
NAMA :Sri Permata Indah
NPM : 136210525
KELAS : 2 B
LINGUISTIK
TERAPAN
1. Pengertian Linguistik Terapan
Kata linguistik berasal dari bahasa
Latin lingua yang
berarti bahasa. Menurut Pringgodigdo
dan Hasan Shadili,
sebagaimana dikutip oleh Mansoer
Pateda, “linguistik adalah penelaahan bahasa secara ilmu
pengetahuan. Linguistik menurut AS
Hornby berarti ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa. Sedangkan
kata terapan artinya memakai atau menggunakan.
Jadi
bisa di simpulkan bahwa linguistik terapan adalah pemanfaatan pengetahuan
tentang alamiah bahasa yang dihasilkan oleh peneliti bahasa yang dipergunakan
untuk meningkatkan keberhasilan tugas-tugas praktis yang menggunakan bahasa
sebagai komponen inti.
2. Sejarah Linguistik Terapan
Di Britania Raya, sekolah pertama
linguistik diterapkan diperkirakan telah dibuka di tahun 1957 di Universitas Edinburgh dengan Ian Catford sebagai Kepala. Di
Amerika Serikat,
Sejarah Linguistik Terapan di
Indonesia, hingga saat ini studi linguistik di Indonesia belum ada catatan yang
lengkap, meskipun studi linguistik di Indonesia sudah berlangsung lama dan
cukup semarak. Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para
ahli Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan pemerintahan
kolonial. Pendidikan formal linguistik di fakultas sastra (yang jumlahnya juga
belum seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun lima
puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata bahasa tradisional yang sangat
bersifat normatif.
Perubahan baru terjadi, lebih tepat
disebut perkenalan dengan konsep-konsep linguistik modern. Pada tanggal 15
November 1975, atas prakarsa sejumlah linguis senior berdirilah organisasi
kelinguistikan yang diberi nama Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI).Anggotanya
adalah para linguis yang kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan
tinggi negeri atau swasta dan di lembaga-lembaga penelitian kebahasaan.
3. Objek Kajian Linguistik Terapan
Objek kajian linguistik terapan tidak lain adalah bahasa, yakni bahasa manusia
yang berfungsi sebagai sistim komunikasi yang menggunakan ujaran sebagai
medianya; bahasa keseharian manusia, bahasa yang dipakai sehari-hari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat tertentu, atau dalam bahasa Inggris disebut
denganan ordinary
language atau a natural
language. Ini berarti bahasa lisan (spoken language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan
bahasa tulisan (written language)
sebagai obyek sekunder linguistik, karena bahasa tulisan dapat dikatakan
sebagai “turunan” bahasa lisan.
Ferdinand
De Saussure (1857-1913) seorang ahli linguistik kebangsaan Swiss yang
dianggap sebagai bapak linguistik modern menegaskan bahwa objek linguistik
mencakup langage,vdan
parole. Langage (Inggris;
Linguistic disposition) adalah bahasa pada umumnya, seperti dalam ungkapan
“manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak mempunyai bahasa”. Langue (Inggris; language)
berarti bahasa tertentu seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia
dan lain-lain. Sedangkan parole (Inggris; speech) berarti logat, ucapan atau
tuturan.
Sebenarnya kata Language dalam
bahasa Inggris meliputi baik langage maupun langue dalam bahasa Perancis. Namun
demikian, parole merupakan objek kongkrit linguistik, langue merupakan objek
yang sudah lebih abstrak, sedangkan langage merupakan objek yang paling
abstrak.Sebenarnya ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan linguistik terapan
sebagai objek kajiannya, antara lain:
1)
Linguistik
terapan atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa; dan dalam hal ini
2)
bahasa
digunakan dalam arti harfiyah. Inilah yang disebut pure linguistik atau
linguistik murni.
2) Ilmu-ilmu
tentang bahasa; dan dalam hal ini, istilah bahasa digunakan dalam arti
metaforis atau kiasan. Contoh ilmu yang termasuk kategori ini adalah kinesik
dan paralinguistik. Kinesik adalah ilmu tentang gerak tubuh atau kial atau
language, seperti anggukan kepala, isyarat tangan dan lain-lain. Paralinguistik
adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas-aktifitas tertentu yang
mengiringi pengucapan bahasa, seperti desah nafas, decak, ketawa, batuk-batuk
kecil, bentuk-bentuk tegun seperti ehm, anu, apa itu, apa ya dan lain
sebagainya.
3)Ilmu tentang
pendapat-pendapat mengenai bahasa. Contohnya metalinguistik, yakni ilmu yang
membicarakan seluk beluk “bahasa” yang dipakai untuk menerangkan bahasa yang
tercermin dalam istilah studi teori linguistik, studi metode linguistik dan
lain-lain.
4)Ilmu-ilmu
mengenai ilmu bahasa. Yang termasuk kategori ini adalah studi-studi yang
mengkhususkan dirinya pada ilmu linguistik itu sendiri, sperti studi tentang
sejarah perjalanan ilmu linguistik, studi linguistik pada abad ke dua puluh dan
lain-lain. Cabang linguistik yang mempelajari aspek bunyi bahasa adalah fonologi. Tataran morfem atau kata
dipelajari dalam morfologi. Tataran frase atau kalimat dibahas dalam sintaksis.
Sedangkan aspek makna bahasa dipelajari dalam ilmu tersendiri yang disebut
semantik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa cabang-cabang linguistik ditinjau dari tatarannya terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis dan
semantik.Istilah
bahasa memang sering disalah fahami oleh orang. Sebagian orang menganggap
bahasa mencakup semua sarana yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi
seperti tulisan, isyarat, gerakan tangan dan bibir yang digunakan oleh kelompok
orang tuli dan bisu dan lain-lain. Oleh karena itu perlu ada definisi yang
jelas mengenai bahasa yang menjadi objek kajian linguistik. Dalam ilmu
linguistik bahasa juga diartikan sebagai alat komunikasi yang dengannya pesan
dapat tersampaikan. Namun demikian, ada perbedaan antara bahasa dengan alat
komunikasi yang lain berkaitan dengan medianya. Sebagai contoh, dalam tulisan,
medianya adalah simbol-simbol tertulis, dalam isyarat medianya adalah gerakan
tubuh. Sedangkan dalam bahasa, media yang digunakan untuk berkomunikasi adalah
bunyi-bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat organ manusia.
Dalam perspektif ilmu linguistik, sistim atau alat komunikasi lain yang tidak
menggunakan bunyi ujaran sebagai medianya tidak termasuk bidang kajian
linguistik. Dari sini jelaslah bahwa objek kajian linguistik adalah sistim
bunyi yang terartikulasi dan digunakan oleh manusia dalam komunikasi antar
mereka.Linguistik terapan menggunakan metode ilmiah seperti metode induktif dan
deduktif dalam meneliti bahasa. Metode induktif digunakan dalam menyusun
generalisasi dari hasil penelitian yang diambil dari observasi-observasi yang
mendalam. Sedangkan metode deduktif digunakan pada saat seorang linguis ingin
menguji validitas atas teori atau hukum yang telah mapan sebelum ia melakukan
penelitian.
Ciri ilmu yang terakhir adalah bahwa
ilmu itu tidak bersifat statis tetapi dinamis. Kedinamisan linguistik ditandai
dengan keterbukaannya terhadap perubahan terutama jika ada data tambahan atau
penemuan baru yang menolak teori-teori sebelumnya. Linguistik adalah ilmu yang
selalu tumbuh dan berkembang serta senantiasa memperhatikan temuan-temuan baru.
Ini berarti mereka yang menyebut dirinya seorang linguis harus bersikap terbuka
dan senantiasa menerima kebenaran-kebenaran baru dari hasil penelitian
kebahasaan yang ada. Ketika seorang linguis meneliti bahasa dan membuat
kesimpulan atas penelitiannya, ia tidak boleh menganggap kesimpulannya sebagai
kebenaran final. Apa yang benar pada saat tertentu belum tentu dianggap benar
pada saat yang lain akibat adanya bukti atau data yang baru yang
menggugurkannya.Dengan demikian pencarian kebenaran ilmiah merupakan suatu
proses yang tidak akan pernah berhenti, dan inilah kekuatan sebuah ilmu yang
akan selalu mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan.
4.Hubungan Linguistik Terapan dengan
Pembelajaran Bahasa
Mengenai kaitan linguistik terapan
dan pengajaran bahasa, Soenardji
menjelaskan sebagai berikut: Analisis ilmiah atas berbagai gejala yang
terumuskan menjadi kaidah fonologik,
morfologik dan sintaktis diproses
menjadi bahan ajar dalam pengajaran bahasa. Hasil pembahasan akademik dan hasil
penelitian yang punya bobot teoritik kebahasaan ditransfer menjadi dalil-dalil
pemandu pemakaian bahasa yang baik dan benar melalui kegiatan pendidikan
bahasa. Kalau kita umpamakan linguistik dan pengajaran sebagai dua kutub, maka
antara dua kutub itu perlu adanya penyambung yang dapat melayani keduanya
dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya Ramelan menyatakan, jika para linguis struktural percaya akan
sumbangan linguistik terhadap pengajaran bahasa, maka linguis transformsional
tidak pernah mengklaim demikian.Menurut yang terakhir, linguistik adalah suatu
ilmu yang otonom, yang mencoba mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi yang
digunakan manusia tanpa mempertimbangkan kemungkinan teori mereka tentang
bahasa dapat diterapkan pada pengajaran bahasa.
LINGUISTIK
TEORITIS
1.Hakikat Linguistik Teoritis
Linguistik berkembang
mengikuti kopleksitas objek atau materi yang dikaji. Lebih daripada itu, ilmu
pengetahuan yang mengkaji bahasa ini juga bersifat terbuka terhadap pengaruh
dan kedekatan dengan ilmu lain. Oleh karena itu, dalam perkembangan linguistik
memiliki cabang ilmu yang masing-masing berkonsentrasi pada jenis pendekatan
kajian dan objek yang dikaji.
A. Pengertian Linguistik Teoritis
Linguistik teoritis,
yaitu bidang linguistik yang mengkaji dan mengupas bahasa untuk mendapatkan
kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa. Linguistik teoritis ada yang bersifat
umum dan ada yang bersifat khusus. Linguistik yang bersifat umum biasanya
disebut linguistik umum yang berusaha memahami ciri-ciri umum dari berbagai
bahasa. Linguistik teoritis yang khusus berusaha menyelidiki ciri-ciri khusus
dalam bahasa tertentu saja.
Seperti yang
dibahasakan pada pembahasan diatas, teori linguistik yang dimaksudkan dalam hal
ini dititikberatkan pada ciri-ciri umum suatu bahasa.
B. Bidang-bidang Linguistik
Teoritis
1. Bidang teoritis
Linguistik teoritis adalah cabang llinguistik yang
memusatkan perhatian pada teori umum dan metode-metode umum dalam penyelidikan
bahasa.
2. Bidang deskriptif
Linguistik deskriptif disebut juga linguistik
sinkronis adalah bidang linguistik yang menyelidiki sistem bahasa pada waktu
tertentu saja. Misalnya: bahasa Indonesia dewasa ini, bahasa Inggris yang
dipakai oleh shakepeare, dan sebagainya tanpa memperhatikan perkembangannya
dari waktu ke waktu. Cabang ini terbagi atas:
- Fonologi deskriptif, meneliti tentang ciri-ciri bunyi dan fungsi bunyi.
- Morfologi deskriptif, menyelidiki kata, unsur dan proses pembentukannya.
- Sintaksis deskriptif, menyelidiki satuan dari satuan-satuan itu.
- Leksikologi deskriptif, menyangkut perbendaharan kata.